Transmedan solusi atasi kemacetan
Author PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA KARANG TARUNA TERATAI KELURAHAN TITIPAPAN
-
-
Home »
BERITA UTAMA
»
Transmedan solusi atasi kemacetan
MEDAN - Kondisi lalulintas dan transportasi di Kota Medan, makin memprihatinkan. Pengelolaan sistem transportasinya masih buruk, sehingga jumlah titik kemacatan setiap hari bertambah.
“Kalau tidak segera disikapi, bukan tidak mungkin kemacatan di Medan akan lebih parah dengan Kota Jakarta,” kata pegamat transportasi USU Ir Filiyanti Bangun.
Menurut Filiyanti, faktor utama meningkatnya kemacatan itu, akibat tidak seimbangnya antara jumlah kendaraan dan ruas jalan yang ada. Jumlah kendaraan naik cukup tinggi. Tapi, pertambahan ruas jalan tidak demikian.
Dijelaskannya, pertambahan jumlah kendaraan bukan hanya dari angkutan umum dan sepedamotor, tapi juga kendaraan pribadi. Disamping itu, faktor lain penyebab kemacatan adalah tidak meratanya pusat pertumbuhan ekonomi di Sumut.
Dia mengatakan, sampai saat ini pusatpusat pertumbuhan ekonomi masih berada di inti kota. “Ini jangan dianggap remeh, bisa penyumbang kemacetan lalulintas kedua di Medan,” sebut Filiyanti.
Seharusnya, untuk mengurangi atau mencegah meningkatnya kepadatan lalulintas di inti kota, maka pusatpusat pertumbuhan ekonomi didorong ke daerahdaerah pinggiran. Ini bisa mengurangi persentase angkutan umum bergerak menuju inti kota, di mana saat ini mencapai 80 persen.
Disamping itu, menanggulangi kemacetan itu, Pemko Medan dan Pemprovsu segera mengembangkan transportasi massal dalam sistem tarnsportasinya. “Peluncuran busway dinilai solusi mengurangi kemacatan di Medan,” ujarnya.
Disebutkan Filiyanti, sistem angkutan massal busway efektif menekan kemacatan lalulintas. Seperti yang sudah diterapkan di Jakarta. Kalau faktor keamanan dan kenyamanan diperhatian, pemilik kendaraan akan memilih naik busway. “Ini tentu akan membuat transportasi massal terus berkembang di Medan, tuturnya.
Dia mengatakan, untuk jalan keluar jangka pendek, alternatif bisa ditempuh dengan membuat jalurjalur khusus bagi setiap jenis kendaraan. Sepedamotor, kendaraan pribadi, dan angkutan umum memiliki jalur sendiri. “Memang selain sarana, kesadaran dan etika berlalulintas juga harus diperbaiki. Selama mental berlalulintas belum baik, pasti akan sulit mengatasi kesemrautan lalulintas di kota ini,” sebutnya.
Memang, kemacatan lalulintas di perkotaan tidak dapat dihindari, namun harusnya bisa diminimalkan. Filiyanti mengatakan, peluncuran busway memang solusi atasi kemacatan, tapi jangan lupa pemerintah harus memperhatikan pengaturan dan penataan secara baik. Jalur pertama yang diutamakan koridor I menuju Bandara Kualanamu. Kenapa? tahun 2012 atau 2013 ketika bandara itu beroperasi, maka konsentrasi kemacetan akan bergerak ke arah sana, sementara jalan tol dan kereta api belum selesai dibangun. Kemudian untuk menghindari konflik sosial terkait peluncuran busway, pemerintah tidak membiarkan busway bersaing dengan angkutan umum. Mengingat kondisi jalan di Medan tidak sama dengan Jakarta dan Yogyakarta yang lebih luas.
Disamping itu, tambahnya, pemerintah harus kembali menata trayek angkutan umum. Diupayakan hanya 20 persen angkutan umum menuju inti kota, dengan begitu tidak akan bersaing dengan busway. “Kalau mau lancar, trayek tumpang tindih harus ditiadakan. Tiga tahun kedepan trayek dan jumlah angkutan umum tidak ditambah. Pajak progresif bagi mobil pribadi harus segera diberlakukan, hingga hanya orang tertentu saja bisa memiliki mobil lebih dari satu atau dua,” katanya.
Begitu juga kendaraan roda dua, kedepan jumlahnya juga harus dikendalikan. Sebelum mendapat buku kepemilikan, para pengendara sepedamotor harus diberi penyuluhan bagaimana mengendarai sepedamotor dengan baik. “Saat ini banyak pengendara sepedamotor yang tidak tahu ramburambu lalulintas. Dia bergerak di jalur kanan atau kiri, tapi kecepatannya tidak disesuaikan di mana ia melintas. Kalau semua poin–poin di atas berjalan baik, saya yakin kemacetan di Medan bisa diatasi,” katanya.
Editor: PRAWIRA SETIABUDI