Twitter
KARANG TARUNA TERATAI KELURAHAN TITIPAPAN

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

Author PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA KARANG TARUNA TERATAI KELURAHAN TITIPAPAN - -
Home » » PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT


PROBLEMATIKA kota-kota besar di Indonesia khususnya terhadap masalah lingkungan yang akhir-akhir ini terasa semakin kompleks, rumit, dan semakin mendesak untuk segera diselesaikan. Sampah memang selalu ada, dihasilkan dari setiap kegiatan manusia. Permasalahan sampah dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan Dengan mengurangi 10% sampah, kita bisa mengurangi sekitar 544 kg karbon dioksida, dengan mendaur ulang setengah dari sampah rumah tangga,kita bisa mengurangi sekitar 1088 kg karbon dioksida per tahun. 

Sampah sebagai barang yang memiliki nilai, tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan,melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.Pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dikelola dari komunitas masyarakat kecil hingga yang besar,dari desa hingga perkotaan besar tentunya menjadi sebuah hal yang sangat mulia dan tentunya menguntungkan apabila dikelola secara baik dan mengurangi beban pemerintah yang harus dipusingkan oleh masalah sampah yang setiap tahun terus menjadi PR berat karena dampak negatif dari sampah yang dikelola secara amburadul.
Tujuan suatu sistem pemanfaatan sampah ialah dengan mengkonversi sampah tersebut menjadi bahan yang berguna secara efisien dan ekonomis dengan dampak lingkungan yang minimal. Untuk melakukan pemilihan alur konversi sampah diperlukan adanya informasi tentang karakter sampah, implikasi lingkungan dan sistem, persyaratan lingkungan, dan yang pasti: Keekonomian. Jika sampah dikelola sedikit demi sedikit, pasti akan lebih mudah daripada mengelola timbunan sampah yang banyak.Jika Singapura saja butuh 30 tahun untuk menegakkan hukum tentang pembuangan sampah dan mengubah kebiasaan semua masyarakat untuk hidup bersih, maka berapa lama waktu yang kita butuhkan? Selama menunggu waktu tersebut, dalam waktu dekat mau tidak mau kita harus peduli sampah dari sekarang. Dengan sistem pengelolaan sampah yang mengutamakan konsep 4R(Reduce/Mengurangi,Reuse /Memakai kembali,Recycle/Mendaur ulang,Replace/Mengganti),pemerintah setempat justru mendapat keuntungan ganda, yaitu pembukaan lapangan pekerjaan, pertambahan nilai ekonomis dari daur ulang, dan volume sampah yang dikirim ke TPA cuma 30% dari kondisi pengelolaan tanpa konsep 4R.
Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
  1. Sampah Anorganik/kering Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami pembususkan secara alami.
  2. Sampah organik/basah Contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
  3. Sampah berbahaya contoh : Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll
Namun pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah basah, yaitu mencakup 60-70% dari total volume sampah. Oleh karena itu pengelolaan sampah yang terdesentralisisasi sangat membantu dalam meminimasi sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. Pada prinsipnya pengelolaan sampah haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengleolaan persampahan, terutama di perkotaan, tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah bersifat terpusat. Hal ini tentu saja menimbulkan biaya yang tidak sedikit, belum lagi permasalahan pemisahan sampah yang masih tercampur antara sampah basah dan kering. Hal ini dapat dikurangi dengan cara pengelolan sampah besar di tingkat lingkungan terkecil, dengan membuatnya menjadi kompos, maka paling tidak volume sampah dapat diturunkan/dikurangi.

Alternatif Pengelolaan Sampah

a.Penumpukan

Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air.

b.Pengkomposan

Cara pengkomposan meerupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi. Sampah rumah tangga bisa diubah menjadi kompos yang berguna untuk tumbuh-tumbuhan di pekarangan rumah sendiri. Sampah basah (organik) bekas makanan-atau minuman sehari-hari dipisahkan dari sampah kering (anorganik) seperti kaleng, plastik, kertas. Sampah basah itu kemudian ditumpuk dalam sebuah lubang kecil di pekarangan rumah. Dalam jangka waktu tertentu bagian paling bawah dalam tumpukan tersebut bisa diangkat kemudian ditebarkan ke tanaman sebagai pupuk kompos.

c.Pembakaran (incinerator)

Metode ini dapat dilakuakn hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari pencemaran asap, bau dan kebakaran.

d. "Sanitary Landfill".

Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas.Metode ini dapat menghilangkan polusi udara. 
Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat

Berdasarkan tahapan proses di atas kunci penanganan sampah berbasis masyarakat ini sebenarnya terletak pada rantai proses di tingkat rumah tangga dan di tingkat kelurahan (yaitu di tempat pembuangan sampah sementara atau TPS). Cara penanganan seperti ini sebenarnya bertujuan untuk :
  • Membudayakan cara pembuangan sampah yang baik mulai dari lingkungan rumah hingga ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan menggunakan kantong kresek berwarna (bioplastic) serta gerobak atau motor sampah terpisah antara sampah organik dan non organik.
  • Menata tempat pembuangan sampah (TPS) menjadi pusat pemanfaatan sampah organik dan non-organik secara maksimal Sampah organik diolah menjadi kompos.
  • Menjadikan sampah non organik menjadi bahan baku untuk diolah menjadi bahan daur ulang (kertas, kaca, plastik dsb.)
Implementasi model ini tergantung dari sikap masyarakat dalam memperlakukan sampah. Semakin sadar masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan akan semakin mudah proses ini dapat dilaksanakan. Untuk itu peran pemerintah dalam mensosialisasikan hal ini serta didukung dengan penerapan peraturan perundang-undangan tentang lingkungan yang lebih tegas pada akhirnya akan menentukan keberhasilan dalam penanggulangan masalah sampah khususnya di perkotaan.

Tindakan  yang dapat dilakukan untuk memperlancar gagasan diatas antara lain:
  1. Sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan sampah;
  2. Memotivasi untuk melakukan proses pemilahan dan pemanfaatan sampah;
  3. Meningkatkan peran Desa, Dusun, RT, RW untuk berinisiasi mewujudkan dusun asri;
  4. Menumbuhkan jiwa entrepreneur dengan pemanfaatan sampah secara optimal;
  5. Menggalang kerjasama lintas sektor dalam kegiatan aksi lingkungan (Kementrian Lingkungan Hidup,Dinas Kebersihan,Pengusaha);
  6. Memotivasi ibu-ibu PKK, Pasukan Kuning,Karang Taruna dan Sekolah-sekolah untuk membudayakan Program pemilahan dan pembudayaan sampah.
  7. Mengembangkan kelompok-kelompok mitra binaan dan kerajinan sehingga dapat mengembangkan jiwa entrepreneur tentang pengelolaan sampah.
Harapannya dengan pengelolaan sampah dari skala rumah tangga / kampung ini dapat diimplentasikan disemua penjuru daerah ditanah air ini ,dengan sampah dapat pula membuka peluang kerja san menumbuhkan jiwa entrepreneur dengan pengelolaan sampah yang baik dan terencana.Dan intinya sampah bukan lagi dijadikan musuh yang menakutkan tapi dijadikan sahabat yang menguntungkan bagi kita semua.(*)

2 Responses so far.

  1. Tulisan ini sangat bermanfaat bagi mereka yang peduli sosial. Salam.

  2. Tulisan ini sangat bermanfaat bagi mereka yang peduli sosial. Salam.